Akhir-akhir ini berita mengenai mobil buatan anak SMK di Negeri ini sedang menjadi trend topik diberbagai media. Sesuai dengan merk-nya, Esemka, mobil buatan siswa SMKN 2 Surakarta ini berkapasitas enam penumpang dan memiliki aksesoris lengkap. Mobil ini juga memiliki lima percepatan secara manual.
Gambar 1. Mobil Esemka
Mobil ini dikerjakan oleh siswa selama 2,5 bulan. Untuk pembuatan bodi, siswa memperoleh panduan dari KIAT Motor Klaten sementara untuk mesin dipandu oleh Autocar Industri Komponen (AIK) Cikampek. Namun belum semua aksesoris buatan siswa. Dashboard dan jok masih produk Cina.
Sementara itu, Walikota Surakarta Joko Widodo menyatakan akan mengganti mobil dinasnya dengan mobil buatan pelajar SMK tersebut. Menurutnya, baik dari segi kualitas, bentuk atau desainnya juga tak kalah dengan mobil impor.
Spesifikasi :
- · Varian : Sport Utility Vehicle (SUV)
- · Warna : Hitam
- · Mesin : Sistem injeksi 4 silinder 1.500cc
- · Kafasitas Penumpang : 7 orang
- · Fitur Pendukung : power window, AC dual zone, power steering, central lock, sistem audio dengan CD dan sensor parkir.
- · Kisaran Harga : 150 hingga 170 juta rupiah.
Gambar 2. Mobil tipe SUV untuk Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surakarta
Selain memakai mobil buatan pelajar SMK, pemerintah kota Surakarta juga membeli dan membagikan 281 laptop rakitan pelajar SMK ke ratusan siswa berbagai sekolah RSBI dari tingkat SD hingga SMA/SMK. Ratusan laptop tersebut dibeli menggunakan anggaran APBD kota Surakarta senilai 850 juta rupiah.
Perlu diketahui, Esemka bukanlah mobil pertama yang berhasil diciptakan oleh generasi muda Indonesia. Mobil-mobil karya anak bangsa lainnya juga telah terlebih dulu hadir, seperti Komodo, Tawon, Gea, Marlip, Maleo, Wakaba, Timor, dan Esemka Digdaya.
Mobil-mobil produksi lokal memang seringkali kurang mendapatkan sambutan ditengah masyarakat. Padahal anak negeri ini sebetulnya mampu untuk menciptakan segala sesuatu yang berguna bagi nusa dan bangsa. Namun, terkadang hasil jerih payah anak negeri ini kurang mendapatkan apresiasi khusunya dari pemerintah.
Bagaimana generasi muda semangat berkreasi apabila tak ada apresiasi. Hasil jerih payahnya hanya dipuji tapi tak diminati. Oleh karena itu, mari kita bersama sebagai masyarakat Indonesia mulai mencintai produk-produk dalam negeri sendiri. Dengan mengkonsumsi produksi dalam negeri mensejahterakan negeri.
Sumber :