babi

Senin, 30 April 2012

Lembaran Baru (Tugas Cerpen)


Hari ini aku lembur hingga larut malam. Tinggal beberapa orang saja yang menemaniku lembur di kantor. Beberapa rekan kerja dan satpam kantor yang masih bertugas menyelesaikan pekerjaannya masing-masing. Aku sedang asyik mengerjakan laporanku ketika seorang rekan kerja menegur.
“Belum mau pulang Mas ?” tanyanya.
“Belum, tanggung Kris bentar lagi juga selesai” aku menjawab pertanyaannya.
“Ooo,aku pulang duluan ya Mas” katanya lagi.
“Ya, hati-hati Kris” kata ku ketika Kris mulai menutup pintu ruanganku.
Kris adalah rekan kerjaku yang sering menemani ku lembur mengerjakan tugas-tugas kantor. Biasanya kami pulang bersama. Tapi malam ini dia pulang mendahului ku. Dia harus menjaga adiknya yang sedang dirawat di rumah sakit karena over dosis.
Pergaulan remaja memang sering terjerumus ke obat-obatan terlarang jika tidak pandai-pandai memilih lingkungan pergaulan. Seperti halnya Rangga adik temanku Kris. Dia sudah dirawat 2 minggu di rumah sakit. Dulu Rangga adalah anak pendiam dan baik. Belakangan dia berubah menjadi anak nakal yang sering pulang larut malam dan membuat keonaran di sekolahnya. Tak jarang Kris dipanggil ke sekolah atas kelakuan adiknya itu.
Ya, Rangga memang hanya tinggal berdua dengan Kris sejak kedua orang tuanya meninggal dunia hampir satu tahun yang lalu akibat kecelakaan mobil. Tak lama setelah peristiwa itu dia menjadi salah pergaulan dan berpacaran bukan dengan gadis baik-baik. Meta, gadis itulah yang mengenalkan Rangga dengan obat-obatan terlarang. Kris sudah melarang Rangga untuk berhubungan lagi dengan Meta. Namun, Rangga tidak memperdulikan ucapan kakaknya itu. Dan lihat saja hasilnya sekarang, Rangga harus dirawat karena over dosis.
Aku mulai mengerjakan lagi laporan ku yang sudah hampir selesai ketika handpone ku berdering.
“ Kring..kring..kring..kring..” aku segera mengangkat handpone ku.
“Hallo Mas…” terdengar suara lembut dikejauhan.
“Ya hallo Nin…” aku menjawab panggilan itu.
“Mas masih di kantor ? Mau pulang jam berapa Mas? Jangan kemalaman loh kan besok kita mau pergi fitting baju…” katanya mengingatkanku.
“Iya..ini udah mau pulang kok. Aku juga inget besok kita mau pergi jadi aku selesein laporannya sekarang” aku menjawab pertanyaannya.
“Yaudah pulangnya hati-hati ya Mas, jangan ngebut-ngebut, sampai ketemu besok” katanya dikejauhan seraya menutup telepon.
Aku mulai berkemas membereskan laporanku. Besok aku akan pergi bersama Nindya tunangan ku. Kami akan menikah satu bulan lagi. Semua persiapan sudah hampir selesai. Nindya adalah gadis baik. Dia datang saat aku terpuruk seperti Rangga, adik Kris.
Ya, dulu aku seperti Rangga. Terjerumus dalam jurang narkoba. Untung saja yang datang padaku adalah sosok Nindya bukan Meta. Nindya yang mendukungku untuk berubah menjadi lebih baik. Dia yang menyadarkan dan mengingatkanku bahwa aku tidak sendirian. Ada dia yang akan selalu menemaniku saat aku mengalami depresi karena masalah kedua orang tua ku. Aku memang berasal dari keluarga yang broken home. Ayahku bercerai dengan ibuku ketika aku SMA. Mulai saat itu aku depresi dan berlari ke narkoba.
Saat kuliah aku bertemu dengan Nindya. Gadis baik yang telah merubahku seperti sekarang ini. Aku bersyukur dipertemukan dengan Nindya.
Aku telah berubah. Bukan lagi aku yang dulu. Aku sadar bahwa masalah harus diselesaikan bukan menghindarinya. Aku berharap Rangga pun akan berubah seperti ku. Mendekati narkoba adalah jalan kelam yang pernah ku lalui. Kusesali tindakan ku itu, tetapi aku akan terus maju menggapai cita-citaku. Menjalani hidup baru. Hidup baru ku bersama Nindya.

1 komentar:

  1. :) suka sama cerita ini. Berkali-kali dibaca tetep aja ga bikin bosen.

    BalasHapus