Hari
ini aku lembur hingga larut malam. Tinggal beberapa orang saja yang menemaniku
lembur di kantor. Beberapa rekan kerja dan satpam kantor yang masih bertugas
menyelesaikan pekerjaannya masing-masing. Aku sedang asyik mengerjakan
laporanku ketika seorang rekan kerja menegur.
“Belum
mau pulang Mas ?” tanyanya.
“Belum,
tanggung Kris bentar lagi juga selesai” aku menjawab pertanyaannya.
“Ooo,aku
pulang duluan ya Mas” katanya lagi.
“Ya,
hati-hati Kris” kata ku ketika Kris mulai menutup pintu ruanganku.
Kris
adalah rekan kerjaku yang sering menemani ku lembur mengerjakan tugas-tugas
kantor. Biasanya kami pulang bersama. Tapi malam ini dia pulang mendahului ku.
Dia harus menjaga adiknya yang sedang dirawat di rumah sakit karena over dosis.
Pergaulan
remaja memang sering terjerumus ke obat-obatan terlarang jika tidak
pandai-pandai memilih lingkungan pergaulan. Seperti halnya Rangga adik temanku
Kris. Dia sudah dirawat 2 minggu di rumah sakit. Dulu Rangga adalah anak
pendiam dan baik. Belakangan dia berubah menjadi anak nakal yang sering pulang
larut malam dan membuat keonaran di sekolahnya. Tak jarang Kris dipanggil ke
sekolah atas kelakuan adiknya itu.
Ya,
Rangga memang hanya tinggal berdua dengan Kris sejak kedua orang tuanya
meninggal dunia hampir satu tahun yang lalu akibat kecelakaan mobil. Tak lama
setelah peristiwa itu dia menjadi salah pergaulan dan berpacaran bukan dengan
gadis baik-baik. Meta, gadis itulah yang mengenalkan Rangga dengan obat-obatan
terlarang. Kris sudah melarang Rangga untuk berhubungan lagi dengan Meta.
Namun, Rangga tidak memperdulikan ucapan kakaknya itu. Dan lihat saja hasilnya
sekarang, Rangga harus dirawat karena over dosis.
Aku
mulai mengerjakan lagi laporan ku yang sudah hampir selesai ketika handpone ku berdering.
“
Kring..kring..kring..kring..” aku segera mengangkat handpone ku.
“Hallo
Mas…” terdengar suara lembut dikejauhan.
“Ya
hallo Nin…” aku menjawab panggilan itu.
“Mas
masih di kantor ? Mau pulang jam berapa Mas? Jangan kemalaman loh kan besok
kita mau pergi fitting baju…” katanya
mengingatkanku.
“Iya..ini
udah mau pulang kok. Aku juga inget besok kita mau pergi jadi aku selesein
laporannya sekarang” aku menjawab pertanyaannya.
“Yaudah
pulangnya hati-hati ya Mas, jangan ngebut-ngebut, sampai ketemu besok” katanya
dikejauhan seraya menutup telepon.
Aku
mulai berkemas membereskan laporanku. Besok aku akan pergi bersama Nindya
tunangan ku. Kami akan menikah satu bulan lagi. Semua persiapan sudah hampir
selesai. Nindya adalah gadis baik. Dia datang saat aku terpuruk seperti Rangga,
adik Kris.
Ya,
dulu aku seperti Rangga. Terjerumus dalam jurang narkoba. Untung saja yang
datang padaku adalah sosok Nindya bukan Meta. Nindya yang mendukungku untuk
berubah menjadi lebih baik. Dia yang menyadarkan dan mengingatkanku bahwa aku tidak
sendirian. Ada dia yang akan selalu menemaniku saat aku mengalami depresi
karena masalah kedua orang tua ku. Aku memang berasal dari keluarga yang broken home. Ayahku bercerai dengan
ibuku ketika aku SMA. Mulai saat itu aku depresi dan berlari ke narkoba.
Saat
kuliah aku bertemu dengan Nindya. Gadis baik yang telah merubahku seperti
sekarang ini. Aku bersyukur dipertemukan dengan Nindya.
Aku
telah berubah. Bukan lagi aku yang dulu. Aku sadar bahwa masalah harus
diselesaikan bukan menghindarinya. Aku berharap Rangga pun akan berubah seperti
ku. Mendekati narkoba adalah jalan kelam yang pernah ku lalui. Kusesali
tindakan ku itu, tetapi aku akan terus maju menggapai cita-citaku. Menjalani
hidup baru. Hidup baru ku bersama Nindya.