A. Perilaku Produsen
Perusahaan selaku pelaku ekonomi atau produsen haruslah selalu mengedepankan kepentingan konsumen (dalam hal ini masyarakat).
Untuk menciptakan perilaku yang sehat tersebut, maka perusahaan selaku produsen haruslah menanamkan hal-hal berikut :
- Memberikan keuntungan pada semua pihak yang terkait dengan perusahaan.
- Memberi sumbangan sosial dalam bentuk CSR (Corporate Social Responsibility) atau ComDev (Community Development).
- Menumbuhkan rasa saling percaya dengan para pihak yang terkait dengan perusahaan.
- Menghormati aturan main proses produksi dan distribusi.
- Mempunyai sikap hormat terhadap lingkungan terutama lingkungan alam di sekeliling perusahaan.
- Menghindari praktik-praktik yang tidak etis.
Fungsi produksi adalah suatu fungsi atau persamaan yang menunjukan hubungan fisik atau teknis antara jumlah factor-faktor produksi yang dipergunakan dengan jumlah produk yang dihasilkan per satu waktu tanpa memperhatikan harga-harga, baik harga factor-faktor produksi maupun harga produk.
Produksi Optimal
Konsep efisiensi dari aspek ekonomis dinamakan konsep efisiensi ekonomis atau efisiensi harga. Dalam teori ekonomi produksi, pada umumnya menggunakan konsep ini. Dipandang dari konsep efisiensi ekonomi pemakaian faktor produksi dikatakan efisien apabila ia dapat menghasilkan keuntungan maksimum. Untuk menentukan tingkat produksi optimum menurut konsep efisiensi ekonomis, tidak cukup hanya dengan mengetahui fungsi produksi. Ada syarat lagi yang harus diketahui, rasio harga input-output. Secara sistematis, syarat tersebut adalah sebagai berikut : keuntungan (p) dapat ditulis p = (PY.Y-Px.X), dimana Y = jumlah produk, PY = harga produk, X = faktor produksi,dan Px = harga faktor produksi.
Least Cost Combination
Persoalan least cost combination adalah menentukan kombinasi input mana yang memerlukan biaya terendah apabila jumlah produksi yang ingin dihasilkan telah ditentukan.dalam hal ini penguasaha masih dapat menghemat biaya untuk menghasilkan produk tertentu selama nilai input yang digantikan atau disubstitusi masih lebih besar dari nilai input yang digantikan atau disubstitusi masih lebih besar dari nilai input yang menggantikan atau yang mensubstitusi, jadi selama DX2.P2 > DX1.P1 maka penggantian DX2 oleh DX1 masih menguntungkan.
B. Perilaku Konsumen
Menurut Vincent Gasperz, ada beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi dan ekspektasi konsumen, yaitu :
- Kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap suatu produk berbanding lurus dengan persepsi dan ekspektasinya.
- Pengalaman masa lalu terhadap produk yang sama atau produk lain yang berfungsi sama.
- Pengalaman dari teman yang pernah mengkonsumsi suatu produk sebelum anda.
- Komunikasi iklan dan pemasaran yang dibuat oleh produsen untuk merubah persepsi dan ekspektasi anda.
Konsumen biasanya menginginkan produk yang memiliki karakteristik lebih murah, lebih cepat, dan lebih baik. Lebih murah dalam artian bahwa konsumen akan lebih tertarik karena faktor harga yang merupakan pertimbangan paling penting dalam melakukan pembelian. Lebih cepat berarti bahwa konsumen menginginkan produk yang mudah didapat serta ada di mana saja. Lebih baik yang berarti konsumen mempertimbangkan juga aspek kualitas yang dimiliki oleh suatu produk.
Pengeluaran konsumen untuk proses konsumsi suatu produk dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :
1. Selera atau keinginan konsumen terhadap suatu produk.
2. Tingkat pendapatan yang diterima oleh konsumen.
3. Kebiasaan dan gaya hidup konsumen itu sendiri.
4. Lingkungan tempat tinggal dimana konsumen itu berada.
5. Proses distribusi suatu produk kepada konsumen.
Teori tingkah laku konsumen dapat dibedakan dalam dua macam pendekatan yaitu :
1. Pendekatan nilai guna (Utility) Kardinal
Pendekatan nilai guna (Utility) Kardinal atau sering disebut dengan teori nilai subyektif : dianggap manfaat atau kenikmatan yang diperoleh seorang konsumen dapat dinyatakan secara kuantitif / dapat diukur, dimana keseimbangan konsumen dalam memaksimumkan kepuasan atas konsumsi berbagai macam barang, dilihat dari seberapa besar uang yang dikeluarkan untuk membeli unit tambahan dari berbagai jenis barang akan memberikan nilai guna marginal yang sama besarnya. Oleh karena itu keseimbangan konsumen dapat dicari dengan pendekatan kuantitatif.
Para ahli ekonomi mempercayai bahwa utility merupakan ukuran kebahagian. Utility dianggap bahwa ukuraan kemampauan barang / jasa untuk memuaskan kabutuhan. Besar kecilnya utility yang dicapai konsumen tergantung dari jenis barang atau jasa dan jumlah barang atau jasa yang dikonsumsi. Sehingga dapat ditunjukan oleh fungsi sebagai berikut :
U = f ( X1, X2, X3………, Xn )
U : besar kecilnya kepuasan
X : jenis dan jumlah barang yang dikonsumsi.
Besar kecilnya kepuasan yang diperoleh konsumen tergantung pada jenis dan jumlah barang atau jasa yang dikonsumsi.
2. Pendekatan nilai guna ordinal
Pendekatan nilai guna ordinal atau sering juga disebut analisis Kurva indeference : manfaat yang diperoleh masyarakat dari mengkonsumsikan barang-barang tidak kuantitif / tidak dapat diukur.
Pendakatan ini muncul karena adanya keterbatasan-keterbatasan yang ada pada pendekatan cardinal, meskipun bukan berarti pendekatan cardinal tidak memiliki kelebihan.
3. Persamaan kardinal dan ordinal
Persamaan cardinal dan ordinal yaitu sama-sama menjelaskan tindakan konsumen dalam mengkonsumsi barang-barang yang harganya tertentu dengan pendapatan konsumen yang tertentu pula agar konsumen mencapai tujuannya (maximum utility).
C. Pengertian dan Macam-Macam Pasar
Definisi pasar adalah tempat bertemunya calon penjual dan calon pembeli barang dan jasa. Di pasar antara penjual dan pembeli akan melakukan transaksi. Transaksi adalah kesepakatan dalam kegiatan jual-beli. Syarat terjadinya transaksi adalah ada barang yang diperjual belikan, ada pedagang, ada pembeli, ada kesepakatan harga barang, dan tidak ada paksaan dari pihak manapun.
MACAM-MACAM PASAR
A. PEMBAGIAN PASAR MENURUT WAKTUNYA
1. Pasar Harian
Yaitu tempat pertemuan pejual dan pembeli yang berlangsung setiap hari.
2. Pasar Mingguan
Yaitu tempat pertemuan penjual dan pembeli yang berlangsung sekali dalam seminggu.
3. Pasar Bulanan
Yaitu tempat bertemunya penjual dan pembeli sekali dalam sebulan.
4. Pasar Tahunan
Tempat bertemunya penjual dan pembeli yang terjadi sekali dalam setahun. Contohnya : Jakarta Fair, Surabaya fair, Tokyo Fair, dll.
B. PEMBAGIAN PASAR MENURUT TEMPATNYA
1. Pasar Setempat
Yaitu pasar yang menyediakan kebutuhan barang konsumen setempat.
2. Pasar Daerah
Yaitu pasar yang melayani para pedegang menengah untuk daerah sekitar.
3. Pasar Nasional
Yaitu pasar yang memperdagangkan barang industri dalam negeri.
4. Pasar Internasional
Yaitu pasar yang memperdagangkan barang industri luar negeri.
C. PEMBAGIAN PASAR MENURUT BENTUKNYA
1. Pasar Konkret/Nyata
Yaitu pasar yang menyediakan barang sehingga penjual dan pembeli langsung melakukan transaksi. Misal : pasar sayur, pasar buah, dsb.
2. Pasar Abstrak
Yaitu pasar yang memperdagangkan barang berdasarkan contoh dan kualitas barang yang telah ditentukan. Pasar abstrak adalah pasar dimana para pedagangnya tidak menawar barang-barang yang akan dijual dan tidak membeli secara langsung tetapi hanya dengan menggunakan surat dagangannya saja. Contoh : bursa efek Jakarta, bursa efek Tokyo, dll.
D. PEMBAGIAN PASAR MENURUT JENISNYA
1. Pasar sempurna
Yaitu pasar tempat penjual dan pembeli saling mengetahui harga.
2. Pasar tidak sempurna
Yaitu pasar yang didalamnya penjual dan pembeli kurang ada kebebasan dalam menentukan harga permintaan dan penawaran.
E. PEMBAGIAN PASAR MENURUT BANYAKNYA PENJUAL DAN PEMBELI
1. Pasar monopoli
2. Pasar monopsoni
3. Pasar dalam keadaan persaingan
4. Pasar dalam keadaan persaingan monopolitis.
D. Pengertian Uang, Motif Memegang Uang, dan Kebijakan Moneter
Uang didefinisikan sebagai alat tukar yang diterima secara umum. Pengertian alat tukar (medium of exchange) adalah segala hal yang secara luas diterima dalam suatu masyarakat sebagai penukar barang atau jasa.
Manusia memiliki alasan masing-masing dalam memegang uang dalam kehidupan sehari-hari sehingga mereka mau memiliki dan menyimpan uang di rumah, di bank, di dompet, di celengan, dan lain sebagainya.
1. Untuk kebutuhan Transaksi
Dalam menjalani hidup, manusia membutuhkan uang untuk melakukan kegiatan transaksi jual beli baik barang maupun jasa. Transaksi akan mengalami peningkatan jika pendapatan seseorang naik. Karakter dari motivasi ini adalah berhubungan positif dengan pendapatan dan berhubungan negatif dengan perkiraan inflasi serta uang menjadi alat tukar. Contoh : memiliki uang untuk membeli barang kebutuhan sehari-hari di mini market.
2. Untuk Berjaga-Jaga
Jika suatu waktu terjadi sesuatu yang tidak diduga yang bersifat darurat maka uang yang dimiliki dapat dipergunakan. Karakter dari motivasi ini adalah berhubungan positif dengan pendapatan dan berhubungan negatif dengan perkiraan inflasi serta uang menjadi alat tukar dan penyimpan nilai. Contoh : Jika anak tiba-tiba sakit maka uang yang ada di bawah kasur diambil untuk membiayai pengobatan anak.
3. Untuk Mendapatkan Keuntungan / Berinvestasi
Seseorang atau badan usaha dapat mempergunakan uang yang dimilikinya dengan menginvestasikan pada usaha-usaha tertentu demi mendapatkan keuntungan dari investasi tersebut sebesar-besarnya. Karakter dari motivasi ini adalah berhubungan negatif dengan tingkat bunga dan berhubungan negatif dengan perkiraan inflasi serta uang menjadi aset dan penyimpan nilai. Contoh : Membeli deposito perusahaan terkenal dengan harapan bisa mendapatkan keuntungan besar dari uang yang ditanamnya.
Kebijakan Moneter
Kebijakan Moneter adalah suatu usaha dalam mengendalikan keadaan ekonomi makro agar dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan melalui pengaturan jumlah uang yang beredar dalam perekonomian. Usaha tersebut dilakukan agar terjadi kestabilan harga dan inflasi serta terjadinya peningkatan output keseimbangan.
Pengaturan jumlah uang yang beredar pada masyarakat diatur dengan cara menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan moneter dapat digolongkan menjadi dua, yaitu :
1. Kebijakan Moneter Ekspansif / Monetary Expansive Policy
Adalah suatu kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang beredar.
2. Kebijakan Moneter Kontraktif / Monetary Contractive Policy
Adalah suatu kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang beredar. Disebut juga dengan kebijakan uang ketat (tight money policu).
Kesimpulan : (Pendapat)
Produsen dan Konsumen merupakan simbiosis mutualisme. Keduanya saling menguntungkan satu sama lain. Produsen membutuhkan konsumen begitu juga sebaliknya. Kemudian produsen dan konsumen ini membutuhkan wadah tempat mereka bertransaksi yang dinamakan pasar. Pasar ini sendiri terdiri dari berbagai macam jenisnya. Baik produsen dan konsumen sangat membutuhkan tempat yang bernama pasar ini. Namun, ketiganya dihubungkan dengan tali yang bernama uang. Uang ini sangat berperan sebagai pengikat antara produsen dan konsumen. Karena uang ini sangatlah penting maka keberadaan uang ini pun diatur oleh kebijakan moneter yang tak kalah penting pula peranannya. Oleh karena itu, antara produsen, konsumen, pasar, uang, dan kebijakan moneter sangat terkait satu sama lain dalam teori ekonomi dan saling berhubungan erat dalam kesehariannya.
Sumber :